Jakarta, Gozee.net – Dewan Pembina MIO Indonesia sekaligus Ketua Umum APIKI (Aliansi Perdagangan dan Industri Kreatif Indonesia), Anto Suroto, menyoroti pentingnya penataan ulang kawasan Kota Tua Fatahillah secara profesional dan proporsional. Menurutnya, kawasan bersejarah tersebut sudah saatnya dikelola dengan pendekatan budaya dan ekonomi kreatif yang lebih serius dan terstruktur.
“Kota Tua Fatahillah adalah situs sejarah penting sejak masa kolonial dan perjuangan kemerdekaan. Lokasi ini memiliki nilai historis tinggi bagi masyarakat Betawi dan merupakan magnet wisata serta ekonomi. Jika dikelola dengan maksimal dan profesional, potensinya sangat besar,” ujar Anto Suroto saat berbincang santai dengan awak media di Kota Tua, Minggu (20/4/2025).
Ia menilai bahwa tata kelola saat ini masih memerlukan peningkatan yang signifikan. Untuk itu, dibutuhkan pembentukan badan pengelola otonom yang bersifat mandiri dan profesional. Meski Taman Kota Fatahillah merupakan aset Pemerintah Daerah Khusus Jakarta, pengelolaannya masih dirasa kurang optimal secara birokrasi.
“Harus ada sistem perizinan satu pintu agar seluruh program kegiatan wisata, budaya, dan khususnya sektor UMKM bisa berjalan lebih efektif, berkualitas, dan naik kelas,” tambahnya.
Anto Suroto juga menyoroti perlunya pembentukan Badan Pengelola yang bertanggung jawab langsung kepada Gubernur. Ia menyambut baik kehadiran putra Betawi, H. Rano Karno, yang dinilainya dapat menjadi representasi lokal untuk memimpin badan pengelola tersebut.
“Dengan terbentuknya badan pengelola otonom yang bertanggung jawab kepada Gubernur, maka target pengembangan wisata, budaya, dan UMKM di Jakarta bisa lebih terukur, realistis, dan benar-benar berdampak kepada masyarakat kecil,” katanya.
Menutup pembicaraan, Anto Suroto berharap agar masa kepemimpinan Gubernur saat ini dimanfaatkan untuk menata Jakarta, khususnya kawasan Kota Tua, secara lebih baik dan profesional.
"Terima kasih, semoga Jakarta semakin maju dan masyarakat kecil makin berdaya," tutupnya.
0 Komentar